Hanya sebuah kisah tentang kematian

Pertama akan kuceritakan bagaimana hari ini dimulai. Suasana pagi ini sedikit dingin, kerena hujan turun semalam, aku memulai aktiftas seperti hari-hari biasa, tidak ada yang special kecuali rasanya hari ini terasa dingin. Aku berencana berjalan kaki pagi ini mengingat badan ku sudah mulai gendut kerena tidak olah raga, tak lama memang hanya sekitar 10 menit namun aku pikir itu cukup untuk hari ini. Lalu aku pulang dan sarapan dengan lauk apa adanya, di tudung saji hanya ada sambal ikan, aku pun memakannya dengan lahap sambil duduk didepan tipi.

Setelah beberapa saat anggap saja aku telah mandi dan duduk kembali didepan tipi, tapi kali ini ditangan ku ada handphone, namun hal tak menyenangkan terjadi, handphone ku rusak, layarnya ku tak berfungsi, disentuh bagaimanapun tidak ada respon, aku menyerah dan kuletakan dimeja dengan harapan bisa kembali normal. Setelah beberapa jam aku periksa handphone tersebut namun keadaan tidak berubah, hanya assistive touch yang berfungsi, ah sudahlah dalam hatiku, intinya hingga beberapa jam kedepan aku tidak terhubung kedunia luar, fb, bbm, instagram dan hal semacam itu tak dapat ku akses. Artinya aku benar tertutup dari internet.

Sekitar jam 3 siang handphoneku akhirnya kembali normal setelah berdoa kepada allah untuk mengembalikan keadaan handphoneku seperti sedia kala dan melakukan sebuah trik agar handphone ini pulih. Dan Alhamdulillah triknya berhasil. Hatiku senang, segera ku buka beberapa aplikasi dalam handphon. Tapi disinilah cerita sebenarnya bermula.

Cerita ini bermula saat ku buka aplikasi bbm dihandphone, saat itu handphoneku mulai menampilkan berita yang sama lagi dan lagi membuat aku terkejut. Adalah berita kematian seorang mahasiswa yang sedang kkn. Ia adalah temanku sendiri. Sebenarnya aku tidak terlalu akrab dengan dia sebab aku baru kenal dengan dia beberapa bulan saja. Aneh memang padahal kami di jurusan yang sama dan angkatan yang sama. Mungkin karena aku yang kurang bergaul.

Selanjutnya aku akan ceritakan kenanganku saat pertama kali berkenalan dengan dia, saat itu aku berada dilantai 3 tepat nya diruang tunggu dosen, ruangan itu terletak didepan tangga, memiliki dua buah pintu kaca yang selalu terbuka dan ukuran ruangan tersebut tidak terlalu besar, dikedua sisinya memiliki kursi sofa yang telah dimakan usia, sofa yang sangat lama dan harus segera diganti. aku tak bisa memastikan saat itu aku sedang berbuat apa. Yang jelas diruang itu sedang sepi, aku hanya duduk untuk beberapa saat. Hingga seseorang disampingku menyapaku, dia rasa mengenalku namun aku tidak tau siapa dia, aku menanyakna pada nya siapa namanya, setelah dia memberi taukan namanya aku langsung mengenalnya, selama ini aku hanya tau nama dia saja, dan baru kali ini aku ngobrol dengan dia. Aneh menurutku, sebab kami masuk di univesitas ini pada tahun yang sama dan di jurusan yang sama pula, saat itu sudah lebih 3 tahun berlalu, yang artinya selama 3 tahun kami tak saling mengenal apalagi menegur. Namun allah pertemukan kami saat itu.

Isi pembicaraan kami tidaklah terlalu penting, aku kira dia menyapa ku hanya untuk menjadi teman ngobrol saat menunggu, hmmm iya aku pun senang juga punya teman mengobrol sebab otak rasa berat sangat dengan tugas kerja praktek yang tak siap-siap. Aku pikir tak ada salahnya mungkin kami punya hal yang bisa dibagikan satu sama lain. Salah satu pembicaraan kami adalah saat aku tanyak kenapa masih mengambil mata kuliah semester 5 karena kami sekarang seharusnya semester 7. Dan ternyata dia alpha studi selama setahun sebab kerja cari uang. aku salut kepada dia. Artinya dia sudah memikirkan masa depannya, disamping itu dia juga berbagi cerita sulitnya berkerja sambil kuliah, dia telah coba namun dia kewalahan, itulah sebabnya di masih ambil beberapa mata kuliah semester 5. Aku serius menggapi isi pembicaraan sebab aku tau tak banyak orang seperti dia. Orang yang memikirkan cara untuk mandiri. Banyak hikmah yang bisa aku ambil dari cerita dia, apa yang aku alami belum apa-apanya dibandingkan dia. Dalam hati aku senang, aku mulai semangat karena mendapat teman yang sama2 berjuang.

kembali kemasa sekarang Itulah yang terbesit diingatanku saat aku baca berita tentang kematian teman ku ini. Aku tak dapat berkata2 apa2, aku sedih, tak terasa aku menangis beberapa saat. Aku sangat tak menduga dia akan pergi secepat ini. Aku pikir Kalaulah aku ada dikota pekanbaru saat ini pastilah aku akan pergi kerumahnya guna melihat dengan mata kepala ku sendiri. Tapi tak apa, aku harus sabar pastilah ada hikmah dari apa yang telah terjadi, aku berdoa kepada allah semoga allah mengampuninya, sebagai orang yang hanya sebentar ku kenal aku tak dapat bercerita lebih namun yang pasti sebagai teman dia telah memberikan beberapa kekuatan dan semangat kepada ku.

imagesKematian tak ada yang tau

Bisa datang kapan saja

Untukmu temanku

Semoga allah muliakan engkau di alam sana.

Tinggalkan komentar